Tips-Tips Penting Sebelum Melakukan Pendakian Ke Gunung Semeru
Siapa sih yang tidak mengenal Gunung Semeru?? Yups, bagi para pendaki, tentunya gunung ini tidaklah asing di telinga mereka. Yups, gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di pulau Jawa, Gunung ini memiliki ketinggian 3676 Meter Diatas Permukaan Laut dengan puncaknya yaitu Mahameru. Gunung Semeru juga merupakan gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia setelah Gunung Kerinci di Sumatera, dan gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat. Adapun gunung Semeru ini termasuk ke dalam wilayaj dua kabupaten, yaitu Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Gunung ini juga masih termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Trngger Semeru.
Dalam melakukan pendakian ke puncak tertinggi di pulau Jawa ini tentunya tidak boleh sembarangan gaess. Sebelum melakukan pendakian alangkah baiknya kita perlu mengetahui tips-tips dalam mendaki Gunung Semeru. Apa saja tips-tips tersebut?? Berikut ulasannya:
Dalam melakukan pendakian ke puncak tertinggi di pulau Jawa ini tentunya tidak boleh sembarangan gaess. Sebelum melakukan pendakian alangkah baiknya kita perlu mengetahui tips-tips dalam mendaki Gunung Semeru. Apa saja tips-tips tersebut?? Berikut ulasannya:
1. Jangan
Percaya Pada Gambaran Pendakian Semeru yang Ditampilan Film 5 CM. Please, Pokoknya
Jangan!
Film yang diadaptasi dari novel berjudul sama ini jadi
pemantik meningkat drastisnya angka pendaki Semeru sejak tahun 2012. Menawarkan
pemandangan Semeru yang penuh gambar langit biru juga lavender, pun dibumbui
dengan cerita cinta dan persahabatan khas Indonesia membuat banyak penonton
tersihir untuk turut merasakan pengalaman mendaki Semeru. Sayangnya, gambaran yang diberikan oleh film ini
keliru!
Dalam film tersebut, pemain-pemainnya dengan santai mengenakan celana jeans sepanjang pendakian. Padahal, jeans adalah bahan yang sebisa mungkin dihindari oleh para pendaki. Selain berat, sifat dasar jeans yang tidak cepat kering jika terkena air juga bisa membahayakan keselamatan. Mengenakan pakaian yang basah selama pendakian bisa membuatmu kedinginan, bahkan membuatmu terkena hipotermia.
Mengaku sebagai pendaki pemula, anehnya kelompok ini kuat sekali staminanya. Mereka langsung berjalan ke Kalimati dalam 1 hari, tanpa nge-camp dulu di Ranu Kumbolo. Rencana pendakian ini terlalu ambisius untuk pendaki pemula. Kalau menuruti rencana pendakian ala 5 CM bisa-bisa kakimu bengkak di tengah jalan. Persediaan air yang mencukupi harusnya jadi perhatian setiap pendaki. Film 5 CM malah menujukkan sebaliknya. Mereka yang sudah digeber tenaganya untuk berjalan non-stop dari Ranu Pane ke Kalimati justru kehabisan air sebelum etape perjalanan terberat ke puncak dimulai. Hanya membawa 1,5 liter air (yang juga diminta dari sesama pendaki) untuk 6 orang adalah hal yang gila.
2. Sesampainya Di Ranu Pane, Jangan Langsung Tancap Gas Mendaki. Berikan Tubuhmu Waktu Untuk Aklimatisasi
Ranu Pane adalah titik awal bagi
para pendaki yang ingin membawa kakinya menjejak tanah tertinggi Pulau Jawa. Di
sini, kamu bisa mengisi perut dulu dengan hangatnya nasi rames atau Bakso
Malang sebelum hanya makan makanan instan selama 5 hari ke depan. Di Ranu Pane
kamu juga bisa beristirahat sejenak demi menyesuaikan kondisi tubuh dengan
perubahan ketinggian yang drastis. Jangan terburu-buru mengangkat
keril untuk kemudian mendaki. Duduk-duduk dulu di basecamp. Berikan
tubuhmu waktu untuk mengalami aklimatisasi. Ini penting, sebab jika tidak
bisa-bisa tubuhmu kaget dan malah mengalami mountain sickness nantinya,
Tentu kamu nggak mau ‘kan jadi beban untuk anggota tim lain sepanjang pendakian
yang tidak ringan?
3. Ingat! Sebenarnya Kalimati Adalah Titik Terakhir Pendakian yang Diizinkan. Kalau Belum Yakin, ya Jangan Memaksakan Diri
Pengelola TNBTS sebenarnya sudah
menetapkan batas terakhir pendakian yang diizinkan, yaitu Kalimati. Tapi banyak
pendaki yang masih gatal ingin mencoba pendakian sampai Puncak Jonggring
Saloka. Jika ini adalah pilihanmu, silahkan. Tapi kamu harus siap menanggung
semua dampak dan akibat yang mungkin muncul.
Jika memang merasa tidak yakin
mampu, ya jangan paksakan dirimu. Pencapaian pendaki ‘kan bukan hanya berhasil
sampai puncak. Justru pencapaian sebesar-besarnya adalah saat kamu bisa pulang
dengan selamat.
4. Jangan Malas Buka dan Packing Tenda. Jika Memang Ingin Muncak, Nge-Camp Di Ranu Kumbolo dan Kalimati Adalah Pilihan yang Paling Ideal Untuk Menghemat Tenaga
Perjalanan pendakian Semeru
tidaklah ringan. Track terberat akan kamu
jumpai dalam perjalanan menuju puncak Mahameru, dari Arcopodo. Jalur pendakian
yang berbatu dan berpasir bisa membuatmu kesulitan mengatur langkah. Jalan 5
langkah, merosot 3 langkah — begitu berturut-turut. Karena itu penting bagimu
mempersiapkan tenaga untuk menghadapi etape pendakian paling menantang ini.
Menghemat tenaga jadi kunci
penting agar staminamu tidak habis sebelum waktunya. Di hari pertama,
beristirahatlah dulu di Ranu Kumbolo. Buka tendamu, dan menginaplah semalam
disana. Keesokan harinya kamu bisa melanjutkan perjalanan untuk menuju
Kalimati. Istirahatlah dulu di Kalimati sebelum tengah malam nanti mulai
berjalan ke Arcopodo, untuk kemudian menghadapi tanjakan berpasir Mahameru.
5. Makanlah Dulu Sebelum Mulai Berjalan Menuju Arcopodo
Perjalanan menuju Arcopodo biasanya dimulai pendaki pada tengah malam. Alasannya tentu agar bisa menikmati sunrise dari Puncak Jonggring Saloko dan bisa punya waktu lebih lama untuk menikmati keindahan dari tanah tertinggi di Pulau Jawa. Tapi ini juga yang kadang jadi masalah. Bangun tengah malam sering membuat kita malas mengisi perut — masih mengantuk kok suruh makan?
Padahal, makan amat penting agar
kamu tak kelaparan saat trekking ke puncak. Jangan
malas membuat minuman hangat dan mengganjal perutmu dengan roti sebelum mulai
berjalan. Saya pribadi sempat hampir pingsan dalam perjalanan menuju puncak
Mahameru karena kelaparan. Jangan sampai hal yang sama terjadi padamu.
6. Jangan Bawa Keril Ke Trek Puncak. Cukup Bawa Daypack Untuk Perbekalan
Perjalanan ke Mahameru memang tidak didesain untuk membawa
keril. Sudut kemiringan yang cukup ekstrem bisa membuatmu kehilangan
keseimbangan kalau ngotot berjalan dengan keril 60 liter di punggung. Maka dari
itu, tinggalkan kerilmu di dalam tenda saja di Kalimati. Kemas barang-barang
secukupnya. Cukup bawa air 1,5 liter, cokelat, kurma, dan makanan lain yang
bisa mengganjal perut sebagai bekal dalam daypack.
7. Siapkan Headlamp Untuk Trekking Ke Puncak Mahameru. Jangan Cuma Pakai Senter
Trek ke puncak Jonggring Saloko harus kamu lalui dalam keadaan gelap
gulita. Beberapa pendaki memilih menggunakan senter sebagai alat penerangan,
tapi beberapa diantaranya memilih mengenakan headlamp di kepalanya.
Saran Hipwee,
lebih baik gunakan headlamp sebagai alat bantu
penerangan selama pendakian.
Kenapa? Trek pendakian yang
mengarah ke atas (yeah, namanya juga mendaki) akan lebih mudah
diterangi dengan headlamp. Kamu tak perlu
repot-repot mengangkat senter demi menyoroti jalur pendakian yang tak telihat.
Tanganmu yang bebas dari kewajiban menggenggam senter bisa digunakan untuk
meraih batang dan akar pohon yang masih bisa sesekali ditemui di trek
Kalimati-Arcopodo.
8. Selalu Gunakan Masker dan Kacamata Untuk Melindungimu Dari Pasir
Trek menuju puncak Mahameru
didominasi oleh pasir, kerikil, dan batu. Karena itu, penting bagimu
mempersiapkan pengaman yang bisa membuatmu mendaki tanpa gangguan. Kacamata dan
masker wajib hukumnya dipakai. Tanpa kedua barang ini, kamu harus repot
mengucek mata dan menutup mulut agar bebas dari gangguan pasir.
Kalau kamu punya asma atau tak
kuat pada pekatnya udara yang bercampur pasir, basahi dulu maskermu sebelum
dipakai agar makin bisa menghalau debu.
9. Selepas Kamu Lewat Dari Kalimati, Sandal Gunung Sudah Tidak Boleh Digunakan Lagi. Ke Puncak Mahameru, Kamu Wajib Pakai Sepatu
Memakai sandal gunung memang
tampak nyaman dan lebih ekonomis dari segi biaya. Tapi, sandal gunung tidak
memenuhi standar keamanan untuk mendaki puncak Semeru. Kalau memang mau pakai
sandal gunung, boleh….tapi hanya sampai di Kalimati saja. Setelahnya, wajib
bagimu untuk mengenakan sepatu gunung.
Sepatu akan memberikanmu pijakan
yang lebih solid di atas pasir dan bebatuan. Selain itu, penggunaan sepatu juga
bisa memberimu pengalaman mendaki yang lebih nyaman. Kerikil dan batu tidak
akan masuk ke sandal gunungmu dan membuatmu kesulitan berjalan. Kamu bisa fokus
pada langkahmu, tak harus pusing memikirkan batu dan kerikil yang masuk ke alas
kakimu tanpa diundang.
10. Jika Belum Terbiasa Dengan Trek Berpasir, Tak Ada Salahnya Kamu
Pakai Trekking Pole
Penggunaan trekking
pole (tongkat yang didesain khusus untuk mendaki) bisa
membantumu dalam pendakian. Trek puncak Mahameru sama sekali tidak memiliki
vegetasi yang bisa kamu jadikan pegangan. Penggunaan trekking
pole bisa jadi alternatif agar kamu tak harus susah payah
mempertahankan pijakan di tengah trek pasir yang licin.
Kalau enggan mengeluarkan uang
untuk beli gear mendaki yang baru, kamu
juga bisa menggunakan kayu sebagai trekking pole yang dibikin
sendiri.
11. Jangan Terlalu Asyik Main Seluncuran Pasir Saat Turun. Fokus!
Turun dari Puncak Mahameru memang
memberikan sensasi tersendiri. Trek pasir yang curam terkadang justru
dimanfaatkan para pendaki untuk main seluncuran. Proses mendaki yang
tidak ringan memang perlu dirayakan keberhasilannya. Tapi, jangan terlalu asyik
berseluncur di pasir tanpa memperhatikan titik tempatmu harus turun.
Salah-salah kamu bisa tersesat ke blank 75!
Blank 75 adalah adalah jurang
yang berada di area kanan jalur turun ke Cemoro Tunggal. Terkadang, saking
asyiknya berseluncur pendaki jadi kehilangan konsentrasi dan lupa memperhatikan
lubang-lubang berbahaya di sekelilingnya. Ketika seorang pendaki masuk ke area
ini, ia bisa kehilangan orientasi arah hingga akhirnya tersesat.
12. Tak Usah Berlama-Lama Di Puncak, Waspadalah Pada Asap Beracun Dari Jonggring Saloka
onon, Jonggring Saloko baru
mengeluarkan asap beracunnya di atas jam 9 atau 10 pagi. Namun hal ini tidak
sepenuhnya benar. Sebenarnya tidak ada waktu prediksi yang pasti kapan asap beracun
dari kawah yang masih aktif ini bisa keluar. Maka dari itu, kamu yang sudah
sampai Puncak Semeru tak usah berlama-lama di sana.
Setelah foto-foto dan menikmati
pemandangan yang memang tak ada duanya, bergegaslah turun. Masih ada perjalanan
pulang yang cukup panjang yang menanti. Kaki dan tubuhmu perlu sejenak
diistirahatkan. Tenda, sleeping bag, dan perbekalan di
Kalimati sudah menunggu.
Pucak Semeru memang magis dan
selalu membuat rindu. Tapi, bukan cuma puncak-lah yang seharusnya jadi tujuan
utamamu dalam mendaki. Puncak bukan segalanya, bisa pulang ke rumah dengan
selamat-lah yang jadi pencapaian pendaki sesungguhnya.
PERSIAPANNYA :
Informasi Tempat Pendakian
Informasi adalah hal yang krusial yang
perlu seorang pendaki perlukan. Tanpa informasi, perjalanan tidak akan mudah
(walaupun bukan berarti tidak mungkin dilakukan). Seluk beluk
informasi
terkait tempat pendakian seperti; kondisi lapangan seperti apa, check point peristirahatan, danau atau tempat kita bisa mengisi kembali bekal
minuman, dan berapa jarak perjalanan sampai ke titik tujuan adalah hal minimal
yang perlu diketahui. Dan tentunya dengan adanya internet saat ini, akses untuk
meraih informasi sudah bukan merupakan hal yang sulit dilakukan.
Persiapan Fisik
Setelah informasi kita peroleh, kita bisa
mengukur jarak dan kemampuan fisik kita, untuk kemudian menyimpulkan fisik
seperti apa yang kita perlukan untuk siap menempuh pendakian ke tempat
tersebut. Hal paling minimal yang bisa kita lakukan adalah menjaga supaya
kondisi fisik kita tetap prima; seperti tidur cukup, makan cukup, dan
jogging/lari pagi. Bagaimana kalau saya memaksa tanpa persiapan? Saya jamin,
hal paling minimal yang akan terjadi adalah badan kalian kaget, pegal-pegal,
dan pendakian akan terasa sulit karena untuk bernafas saja kita sudah
tergopoh-gopoh.
Persiapan Mental
Perjalanan pendakian itu tidak mudah, dan
menguras tenaga. Siapkan mental kita dan ketahui apa tujuan yang ingin kita
capai dari pendakian tersebut. Kekuatan mental biasanya diciptakan dari tujuan
perjalanan, impian, pengorbanan yang sudah dilakukan, dan kalimat puitis penuh
makna (cieeehh~).
BekalPerlengkapan:
Sambungan dari poin pertama untuk poin ketiga ini adalah: berapa
lama waktu yang kalian butuhkan untuk perjalanan ini? Jumlah hari yang dibutuhkan
akan menentukan seperti apa barang yang akan kalian bawa. Untuk lengkapnya
mungkin bisa dilihat dari gambar di bawah ini:
a. Tas: Jumlah hari yang
dibutuhkan bisa mempengaruhi jenis carrier yang bisa kita bawa. Untuk trip
2-3 hari, mungkin tas dengan ukuran 30-50 liter bisa menjadi pilihan. Untuk
trip 3-5 hari, ukuran tas 50-80 liter. Untuk trip di atas 5 hari, ukuran tasnya
bisa lebih dari 80 liter.
b. Perlengkapan naik gunung:
Sleeping bag, matras (bila perlu), tenda, senter (dianjurkan pakai Headlamp
), kompas/gps, multipurpose knife, dan korek api (untuk bikin
api), masker,trekking pole (bila perlu), jaket hujan,
sarung tangan gunung, tissue basah, botol minum ukuran besar (rekomendasi: water bladder), trash bag (untuk membawa
pulang sampah makanan yang dibawa mendaki)
c. Bekal Logistik : Makanan
siap saji lebih diutamakan; sosis bungkus, rendang, dendeng, kornet, abon,
nasi, makanan kaleng, dan tentu saja peralatan untuk memasak dan makan di atas
gunung
d. Bekal Pribadi : Baju dan
Celana. Baju bola cukup direkomendasikan ketika mendaki, karena bahannya tipis,
ringan, dan menyerap keringat. Celana jeans tidak direkomendasikan, karena
bahannya menyerap air, berat, dan dingin. Untuk celana saya merekomendasikan
celana kargo (yang banyak sakunya) atau celana gunung.
Untuk persiapan malam dan udara yang
dingin, siapkan jaket outer dan inner (polar/hangat), kaos kaki ekstra,
rekomendasi kaos kaki bola yang tebal dan panjang. Bisa gunakan koyo tempel di
telapak kaki dan tangan untuk menghangatkan diri ketika tidur.
e. Obat2an pribadi :
Misalkan; Obat maag, obat sakit perut, obat pusing dan sakit kepala.
f. Makanan yang Mudah
Diserap: Masuk kategori makanan yang mudah diraih, simple, dan kandungan
energinya cepat diserap oleh tubuh. Madu, gula merah, pisang adalah rekomendasi
dari saya. Kalau mau bawa minuman isotonic pun bisa jadi pilihan.
Mengatur
Ritme Perjalanan
Apabila berjalan bersama rombongan dan
teman-teman, mengatur ritme diperlukan supaya perjalanan lebih dinamis dan
teratur. Karena sekali lagi, sebagai pemula, kita sendiri belum tahu sejauh
mana kemampuan diri kita untuk mendaki dan perjalanan jauh ini. Juga apabila
kita masih merasa kuat, kita harus mampu memaklumi rekan seperjalanan yang
kecapaian dan butuh istirahat. Sebaiknya jangan takut untuk mengatakan kalau
sudah kelelahan, beristirahat 3-5 menit cukup untuk kembali melanjutkan
perjalanan. Contoh ritme yang bisa digunakan adalah berjalan 15-20 menit,
istirahat 5 menit. Berhenti sementara di check point/pos – pos yang ada bisa
juga menjadi pilihan. Berjalan sambil mengobrol untuk beberapa orang pun
diyakini dapat menyembunyikan rasa lelah perjalanan, sehingga tidak terasa
secapek kalau diam saja.
Ketahui Sumber Mata Air Terdekat
Menyambung dari poin satu mengenai
informasi, mengetahui sumber mata air yang bisa diminum sangat penting, supaya
kita tetap bisa melanjutkan perjalanan. Kebutuhan air yang kita perlukan untuk
sekali jalan (1 hari) kurang lebih 1-2 liter.
Persiapan
Pendakian Muncak
Pendakian ke puncak bukanlah hal mudah
yang bisa kita lakukan dari titik terakhir. Secara umum, muncak adalah gabungan dari poin-poin sebelumnya. Siapkan fisik dengan
istirahat yang cukup. Yakinkan diri untuk menggapai puncak. Siapkan perbekalan
yang cukup untuk mendaki.
Untuk Gunung Semeru, biasanya para pendaki
menyimpan banyak barang bawaannya di tenda mereka. Dan melanjutkan perjalanan
hanya dengan membawa kamera, botol air minum (isi ulang air minum apabila
dirasa perlu!), dan makanan yang mudah diserap tubuh, beberapa orang menggunakan trekking pole/tongkat kayu, supaya
perjalanan mereka lebih mudah. Kalau dirasakan barang yang dibawa cukup banyak,
kita bisa memasukkan barang-barang tersebut ke dalam tas yang isinya sudah
dikeluarkan terlebih dahulu ke tenda.
menambahkan poin ke-7, perlu diperhatikan sebelumnya seperti apa dan bagaimana status kondisi gunung semeru, apakah situasi dan statusnya memungkinkan untuk didaki sampai puncak atau tidak. Tidak bisa dipungkiri kondisi gunung yang aktif memiliki resiko yang besar untuk para pendaki. Sebut saja fakta di mana Soe Hok Gie, salah seorang tokoh aktivis Indonesia dan mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia, meninggal di Gunung Semeru pada tahun 1969 akibat menghirup asap beracun di Gunung Semeru. Dia meninggal bersama rekannya, Idhan Dhanvantari Lubis.
menambahkan poin ke-7, perlu diperhatikan sebelumnya seperti apa dan bagaimana status kondisi gunung semeru, apakah situasi dan statusnya memungkinkan untuk didaki sampai puncak atau tidak. Tidak bisa dipungkiri kondisi gunung yang aktif memiliki resiko yang besar untuk para pendaki. Sebut saja fakta di mana Soe Hok Gie, salah seorang tokoh aktivis Indonesia dan mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia, meninggal di Gunung Semeru pada tahun 1969 akibat menghirup asap beracun di Gunung Semeru. Dia meninggal bersama rekannya, Idhan Dhanvantari Lubis.
Mematuhi Peraturan Yang Berlaku
Jangan meninggalkan sampah non-organik
yang anda buang, bawa turun kembali sampah yang anda bawa. Jangan membawa
apapun kecuali hasil foto/video (biasanya orang-orang ada yang membawa pulang
bunga edelweiss).
Demikianlah tips-tips penting dalam mendaki gunung semeru, semoga bermanfaat bagi kalian yang ingin menaklukkan atap pulau Jawa tersebut. Semoga bermanfaat dan SALAM LESTARI.
p
BalasHapusnumpang share ya min ^^
BalasHapusBosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
hanya di D*E*W*A*P*K / pin bb D87604A1
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)