MAKALAH INDUKSI GENERALISASI
MAKALAH
INDUKSI
Disusun untuk
Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah:
Logika
Dosen
Pengampu: Faiq Makhdum Noor, S. pd. Si., M.pd
Disusun oleh:
1. Sari Dian Agami (1810110156)
2. Yoga Alfian Kariim (1810110157)
3. Muhammad Alba’ Zahrouddin (1810110158)
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
2018
1. Sari Dian Agami (1810110156)
2. Yoga Alfian Kariim (1810110157)
3. Muhammad Alba’ Zahrouddin (1810110158)
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Generalisasi merupakan bagian dari ilmu Dasar-dasar Logika.Dilihat dari namanya saja general itu artinya umum,dan bisa kita ambil kesimpulan atau pengertian dasar yaitu mengumumkan atau meng-umum-kan sesuatau pernyataan yang sifatnya khusus
Sebenarnya dalam kehidupan kita sehari-hari sudah pernah kita melakukan generaliasai namun kadang kita yang belum mengetahui asal atau ilmu dasarnya.
Manusia adalah makhluk yang berpikir, banyak ilmu pengetahuan yang mereka miliki akan tetapi terkadang mereka tidak menyadari sepenuhnya. Saat seseorang melakukan analisa dari suatu fenomena yang menjurus pada suatu kesimpulan yang bersifat umum. Di saat itulah dalam kajian ilmu logika di sebut dengan generalisasi.
B. RUMUSAN MASALAH
- Apa pengertian dari induksi ?
-
Pengertian generalisasi
-Macam-macam generalisasi
- Pengujian atas generalisasi
- Generalisasi yang salah
- Generalisasi empirik
dan generalisasi dengan penjelasan
-
Generalisasi ilmiah
C. TUJUAN MASALAH
-Untuk mengetahui pengertian dari induksi
-Untuk mengetahui pengertian generalisasi
-Untuk mengetahui macam-macam generalisasi
-Untuk mengetahui pengujian atas generalisasi
-Untuk mengetahui generalisasi yang salah
-Untuk mengetahui generalisasi empiric dan generalisasi dengan penjelasan
-Untuk mengetahui generalisasi ilmiah
-Untuk mengetahui pengertian dari induksi
-Untuk mengetahui pengertian generalisasi
-Untuk mengetahui macam-macam generalisasi
-Untuk mengetahui pengujian atas generalisasi
-Untuk mengetahui generalisasi yang salah
-Untuk mengetahui generalisasi empiric dan generalisasi dengan penjelasan
-Untuk mengetahui generalisasi ilmiah
BAB II
ISI
A. Pengertian Induksi
Induksi adalah cara berpikir untuk menarik
kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang bersifat individual.
Penalaran ini dimulai dari kenyataan-kenyataan yang bersifat khusus dan
terbatas, diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.Contoh:
Besi
dipanaskan memuai
Seng
dipanaskan memuai
Emas
dipanaskan memuai
Timah
dipanaskan memuai
Platina
dipanaskan memuai
Jadi:
Semua jenis logam dipanaskan memuai
Cara penalaran ini mempunyai sifat yang ekonomis. Meskipun eksperimen yang dilakukan terbatas pada bebrapa kasus individual, kita mendapatkan pengetahuan yang lebih umum tidak sekedar kasus yang menjadi dasar pemikiran kita. Untuk mendapatkan pengetahuan bahwa: Semua logam memuai bila dipanaskan, kita tidak perlu membuat penyelidikan terhadap setiap logam, tetapi cukup sebagian dari padanya.
Induksi adalah cara mempelajri sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus untuk menemukn hukum.[1]
B. Pengertian generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah
fenomena individual menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena
sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.[2] Hukum yang dihasilkan oleh penalaran ini, juga semua bentuk penalaran induktif tidak pernah sampai kepada kebenaran pasti, tetapi kebenaran kemungkinan besar.
Generalisasi dibedakan menjadi 2:
1) Generalisasi sempurna
Generalisasi sempurna adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki. Misal: setelah diperhatikan pad setiap bulan tahun Masehi dapat disimpulkan bahwa: semua bulan Masehi mempunyai hari tidak lebih dari 31. Generalisasi macam ini memberikan kesimpulan amat kuat dan tak dapat diserap. Tetapi tidak praktis dan tidak ekonomis.
Generalisasi tidak sempurna adalah generalisasi berdasarkan sebagai fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki. Meskipun macam generalisasi ini tidak menghasilkan kesimpulan sampai ketingkat pasti sebagaimana generalisasi sempurna, tetapi corak generaliasi ini jauh lebih praktis dan lebih ekonomis dibandingkan generalisasi sempurna. Apabila kita berbicara tentang generalisasi, maka yang dimaksud adalah generalisasi tidak sempurna. Dalam ilmu pengetahuan aposteriori juga disusun atas generalisasai tidak sempurna.
C. Macam-macam generalisasi
Berdasarkan
kuantitas fenomena yang menjadi dasar penyimpulan, generalisasi dibedakan
menjadi dua macam, yaitu generalisasi sempurna dan generalisasi sebagian atau
generalisasi tidak sempurna.[1]
1.
Generalisasi sempurna adalah generalisasi
dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki. Misalnya
setelah kita memperhatikan jumlah hari pada setiap bulan tahun Masehi mempunyai
hari tidak lebih dari 31. Dalam penyimpulan ini, keseluruhan fenomena yaitu
jumlah hari pada setiap bulan kita selidiki tanpa ada yang kita tinggalkan. Generalisasi
macam ini memberikan kesimpulan amat kuat dan tidak diserang. Tetapi tentu saja
tidak praktis dan tidak ekonomis.
2. Generalisasi tidak sempurna yaitu generalisasi berdasarkan
sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena
sejenis yang belum diselidiki. Misalnya setelah kita menyelidiki sebagian
bangsa Indonesia bahwa mereka adalah manusia yang suka bergotong-royong,
kemudian kita simpulkan bahawa bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka
bergotong-royong, maka penyimpulan ini adalah generalisasi tidak sempurna.
Meskipun
macam generalisasi ini tidak menghasilkan kesimpulan sampai ke tingkat pasti
sebagaimana generalisasi sempurna, tetapi corak generalisasi ini jauh lebih
praktis dan lebih ekonomis dibandingkan dengan generalisasi yang sempurna.
D. Pengujian atas generalisasi Untuk menguji apakah generalisasi yang dihasilkan cukup kuat untuk dipercaya dapat kita pergunakan evaluasi berikut:[2]
1. Apakah sampel yang digunakan secara kuantitatif mewakili. Memang tidak ada ukuran yang pasti berapa jumlah fenomena individual yang diperlukan untuk dapat menghasilkan kesimpulan yang terpercaya. Untuk dapat menentukan kadar kejernihan air sebuah sungai cukup satu gelas bahkan bisa lebih sedikit dari iu. Semakin banyak jumlah fenomena yang digunakan semakin kuat kesimpulan yang dihasilkan
2. Apakah sampel yang digunakan cukup bervariasi.
3. Apakah dalam generalisasi itu diperhitungkan hal-hal yang menyimpang dengan fenomena umum atau tidak. Kekecualian-kekecualian harus diperhitungkan juga, terutama jika kekecualian itu cukup besar jumlahnya.
4. Apakah kesimpulan yang dirumuskan konsisten dengan fenomena individual.
Kesimpulan yang dirumuskan haruslah merupakan konsekuen logis dari fenomena yang dikumpulkan, tidak boleh memberikan tafsiran menyimpang dari data yang ada.
Sudah diketahui bahwa penalaran yang menyimpulkan suatu konklusi yang bersifat umum dari premis-premis yang berupa proposisi empirik itu disebut generalisasi. Prinsip yang menjadi penalaran generalisasi itu dapat dirumuskan demikian.
Apa yang terjadi berkali-kali terjadi dalam kondisi tertentu, dapat diharapkan akan selalu terjadi apabila kondisi yang sama terpenuhi. Dua kali kita jumpai apel masam dalam kondisi keras dan hijau. Maka ketika melihat apel ketiga memenuhi kondisi keras dan hijau, kita menyimpulkan, bahwa dapat diharapkan apel itu pun masam rasanya.[3]
Kesimpulan itu hanya suatu harapan, suatu kepercayaan, karena seperti dikatakan di atas, konklusi penalaran induktif tidak mengandung kebenaran yang pasti, akan tetapi hanya berupa suatu probabilitas, suatu peluang. Hasil penalaran generalisasi induktif itu sendiri juga disebut generalisasi. Generalisasi dalam arti ini berupa proposisi universal, seperti: “Semua apel yang keras dan hijau, rasanya masam”; “Semua logam yang dipanaskan memuai”.
Supaya dapat diterima akal sehat, generalisasi itu:[4]
1. Tidak boleh dibatasi secara numerik.
Misalnya
kalau ada generalisasi bahwa semua logam kalau dipanaskan memuai, maka
generalisasi ini tidak dibatasi sampai jumlah tertentu. Hukum ini harus berlaku
untuk jumlah logam yang tak terbatas.
2. Tidak boleh
dibatasi secara spasio/temporal (ruang dan waktu).
Generalisasi
ini harus berlaku dimana-mana dan dari dulu hingga masa mendatang yang tidak
terbatas. Prinsip ini tidak hanya berlaku di ruang tertentu atau pada waktu
tertentu.
3. Dapat dijadikan
dasar pengandaian.
Walaupun
sudah dikatakan bahwa generalisasi itu hanya mencapai kebenaran pada tingkat
probabilitas (kemungkinan), tetap saja generalisasi bisa dijadikan dasar
pengandaian. Ketika dibuktikan bahawa kaca juga memuai ketika kena panas, maka
tukang yang memasang kaca jendela harus juga menjadikan itu sebagai dasar
pengandaian, dan memberikan sedikit ruang yang longgar pada kaca jendela agar
tidak pecah ketika terpapar panas matahari.
E. Generalisasi yang salah
a) Tingkat kepercayaan suatu generalisasi
tergantung pada seberapa tingkat terpenuhinya jawaban atas evaluasi sebagaimana
telah disebutkan di atas.
b) Semakin terpenuhinya syarat-syarat tersebut
semakin tinggi tinggi tingkat kepercayaan generalisasi, dan sebalikanya.
c) Generalisasi yang salah sering terjadi karena
adanya kecenderungan umum untuk membuat generalisasi berdasarkan fenomena yang
sangat sedikit sehingga tidak cukup syarat dilakukan generalisasi.
d) Hal ini sering terjadi
dalam kehidupan sehari-hari. Misal: pada saat bepergian dengan bis X ternyata
pelayanannya tidak menyenangkan, kemudian kita hanyut pada generalisasi yang
salah dengan menyatakan bahwa pelayanan bis X tidak bagus.
Generalisasi yang tidak disertai dengan penjelasan atau generalisasi berdasarkan fenomena semata-mata disebut generalisasi empirik.
Misal:
‘Semua kucing berbulu putih dan berwarna
biru adalah tuli’. Pernyataan tersebut adalah benar dan terpercaya namun hanya
mendasarkan pada fenomena, belum ada penjelasan mengapanya.
Semua hukum alam mula-mula dirumuskan
melalui generalisasi empirik kemudian setelah diketahui hubungan kausalnya
lahirlah generalisasi dengan penjelasan dan inilah yang melahirkan penjelasan
ilmiah.
G. Generalisasi ilmiah
Perbedaan utama pada generalisasi ilmiah
terletak pada metodenya,kualitas data serta ketepatan dalam perumusannya. Tanda-tanda
penting dari generalisasi ilmiah antara lain:
a. Datanya dikumpulkan dengan observasi yang
cermat, dilaksanakan oleh tenaga terdidik serta
mengenal baik permasalahannya.
b. Adanya penggunaan instrument untuk mengukur
serta mendapatkan ketepatan serta menghindari kekeliruan sejauh mungkin.
c. Adanya pengujian, perbandingan serta
klasifikasi fakta.
d. Pernyataan generalisasi jelas, sederhana, menyeluruh
dinyatakan term yang padat dan matematik.
e. Observasi
atas fakta-fakta eksperimental hasilnya dirumuskan dengan memperhatikan kondisi
yang bervariasi misalnya waktu tempat dan keadaan khusus lainnya.
Dipublikasikan untuk memungkinkan
adanya pengujian kembali, kritik, dan pengetesan atas geeralisasi yang dibuat.
BAB III
PENUTUP
I.
KESIMPULAN
Induksi merupakan proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena menuju
kesimpulan umum.proses penalaran induktif dapat kita laksanakan melalui
teknik-teknik : generalisasi, analogi, hubungan kasual, hipotetis, dan teori.
Generalisasi adalah proses penalaran yang
bertolak dari sejumlah fenomena individual menuju kesimpulan umum yang mengikat
seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.
Generalisasi di bedakan menjadi 2:
1. Generalisasi sempurna
2. Generalisasi tidak sempurna
II. SARAN
Demikianlah makalah yang membahas tentang generalisasi
beserta macam-macam nya. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna baik dalam sistematika penyusunan maupun isi dari
pembahasan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat konstruktif dari pembaca guna menyempurnakan makalah ini. Penulis
berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri dan bagi
pembaca. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Listiana,
Anisa. 2018. Logika. Kudus: media
ilmu press
Mundiri,
Logika. 2012. Jakarta: Rajawali Pers
Surajiyo.
2006. Dasar-Dasar Logika, Jakarta: Bumi Angkasa
Molan,
Benyamin. 2014. Logika Ilmu dan Seni Berpikir Kritis. Jakarta Barat: PT
Indeks
Posting Komentar untuk "MAKALAH INDUKSI GENERALISASI"
Berkomentarlah dengan bijak