Penjelasan lengkap mengenai Al-Qur'an
Keuniversalan
Al-Quran
A. Bangsa
Arab dan Risalah Islam
Al-Quran diturunkan dengan Bahasa Arab. Allah telah menyebut Al-Quran
dengan Qur’anan Arabiyyan yang berarti Al-quran yang berbahasa Arab, seperti
firman Allah dalam surat Yusuf ayat 2 yang berbunyi:
إنا
أنزلناه قرءنا عربيا لعلكم تعقلون
Artinya: Sesungguhnya kami
menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.
Tidak diragukan lagi bahwa kearaban yang dimaksud disini adalah segi
kebahasaannya, bukan ras maupun etnik, meski bangsa arab merupakan pembawa atau
penerima risalah islam pertama di dunia.
Tidak
diragukan lagi bahwa yang mengemban risalah ini haruslah bangsa Arab, bukan
bangsa Persia atau Romawi. Hal ini disebabkan bangsa Persia dan Romawi
mempunyai pemerintahan yang terpusat, dan pasti tidak akan membiarkan seorang
pengemban risalah menyampaikan risalahnya, bahkan mungkin akan menangkap
seorang pembawa risalah tersebut sehingga risalah tersebut akan segera hilang
maupun lenyap. Corak hidup masyarakat Arab mempunyai warna
tersendiri. Masyarakat Arab pada waktu dahulu telah mempraktikkan kebebasan
lebih dari apa yang dipraktikkan di Amerika Serikat, Inggris, maupun perancis
saat ini.
Faktor
lain yang menjadikan masyarakat Arab sebagai penerima risalah adalah bangsa
Arab hidup di gurun pasir, sehingga mempunyai watak dan karakter khusus, yaitu
mereka telah siap secara mental, terbiasa dengan hidup keras, dan mempunyai
harga diri yang tinggi. Di samping itu, bangsa Arab mempunyai rasa percaya diri
yang kuat, hal ini dibuktikan pada saat berperang, ketika perang bangsa Arab
cukup hanya dengan mengantongi kurma, berbeda dengan bangsa Persia dan Romawi
yang membawa makanan dalam jumlah yang tidak sedikit. Hal ini dikuatkan lagi
dengan sejumlah tradisi masyarakat Arab yan terpuji, misalnya kekompakan mereka
dalam memerangi setiap kezaliman yang ada di kota Makkah, mereka memiliki
tempat berkumpul untuk membicarakan kasus-kasus yang terjadi, yang disebut
dengan Dar Al-Nadwah atau yang biasa kita kenal sekarang ini dengan nama
musyawarah.
B. Keistimewaan Bahasa Arab sebagai Bahasa
Al-Qur’an
Bahasa
Al-Qur’an mudah dipahami ketika dibaca dan dipelajari oleh siapapun. Allah SWT
telah menjelaskan berulang kali melalui ayat-ayatNya bahwa Al-Qura’an
diturunkan dalam nahasa Arab yang terang, inilah Bahasa yang tidak ada
kebengkokan didalamnya, bahasa yang jelas, dan Bahasa yang mudah dan lengkap
dalam menjelaskan perkara ketuhanan dan keakhiratan. Berbeda dengan Bahasa Inggris
dan Prancis, Bahasa Arab begitu hemat kata dan singkat, namun jelas maksudnya,
hal serupa dapat kita jumpai dalam syair-syair Arab. Hal ini bertujuan agar
Rasulullah SAW dapat dengan mudah memberikan penjelasan kepada penduduk Makkah
dan penduduk lainnya diseluruh dunia, seperti firman Allah SWT dalam surat
Ibrahim ayat 4:
وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن رَّسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِۦ
لِيُبَيِّنَ لَهُمْ فَيُضِلُّ ٱللَّهُ مَن يَشَآءُ وَيَهْدِى مَن يَشَآءُ وَهُوَ
ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ
Artinya: “Kami tidak mengutus
seorang rasul pun, melainkan dengan Bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberikan
penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk
kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha
Bijaksana.’’. (QS Ibrahim [14]:4)
Risalah
ditujukan untuk semua bangsa tanpa terkecuali. Kendati bangsa-bangsa lain tidak
mengerti tentang seluk-beluk Bahasa Arab, namun wajib untuk membaca Al-Qur’an
dengan bahasa Arab sekaligus memahaminya.
C. Menerjemahkan Makna-makna Al-Qur’an
Para ulama sepakat bahwa nazham Bahasa Arab merupakan bagian dari
nash Qurani dan bagian dari wahyu. Maka, tidak mungkin bagi kita untuk
mengatakannya sebagai wahyu apabila Al-Quran diterjemahkan kedalam Bahasa lain
yang bukan Bahasa Arab. Meskipun terjemahan tersebut sangat sempurna, namun
mustahil untuk kita katakana sebagai Al-Quran. Lebih tepatnya kita menyebutnya
dengan makna Al-Quran, atau tafsir Al-Quran, atau terjemahan Al-Quran, baik itu
dalam Bahasa Inggris, Prancis, Indonesia, dan Bahasa lainnya. Dengan kata lain,
Al-Quran hanya dalam Bahasa Arab.
Yang
banyak dirasakan oleh para penerjemah saat ini adalah bahwa sepandai-pandainya
orang dalam menerjemah, tidak mungkin baginya untuk menghasilkan terjemahan
yang sempurna, karena pasti tidak ada suatu bagian yang hilang dari terjemahan
tersebut. Untuk itu diperlukan pemahaman atas makna-makna serta tujuan-tujuan bahasa
yang kita geluti, sama halnya dengan Bahasa Al-Quran yang memerlukan pemahaman pada
akarnya yang detail demi dapat memahami isi kandungan serta tujuannya.
Dalam
hal ini, terjemahan memang dibutuhkan ke dalam berbagai Bahasa yang ada, karena
memang bahasa di dunia ini tidak sedikit. Bila Al-Quran diturunkan dengan
menggunakan bahasa-bahasa yang ada di muka bumi ini, maka hal ini berarti
membutuhkan ratusan Nabi, agar masing-masing Nabi tersebut menyampaikan risalah
kepada kaum-kaumnya dengan menggunakan Bahasa kaum tersebut.
Bagaimanapun,
Al-Quran harus diturunkan dengan Bahasa yang satu. Lewat Bahasa yang satu ini,
kita dapat mempelajari bagaimana mengungkapkan dan menerjemahkan makna-maknaya.
Dengan jalan menerjemahkan, mengungkap ke segala bentuk Bahasa yang ada, maka dapatlah kita mentransfer
makna-makna Al-Quran tersebut ke segenap bangsa dengan Bahasa yang berbeda.
Bahasa
Arab tidak pernah terpisah dariislam sejak pertama kali risalah ini diturunkan
di alam ini. Dan Bahasa arab merupakan implementasi maju mundurnya islam dan
kuat lemahnya islam.dengan kata lain, menyingkirkan Bahasa Arab sama dengan
menyingkirkan islam itu sendiri.
D. Peran Bahasa Arab dalam Masyarakat Islam
Sejalan
dengan tema pemahaman Al-Quran yang tidak mungkin dapat dipahami semua orang
kecuali yang mempelajari Bahasa asli Al-Quran (Bahasa Arab), untuk memahami
Islam secara keseluruhan, seseorang harus mempelajari Bahasa Arab dengan
serius. Langkah pertama mungkin dengan cara menerjemahkan, karena tanpa terjemahan
akan sulit untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat luas tentang masalah
kaidah,akhlak, ibadah, dan lain sebagainya.Tetapi setelah itu, mereka harus
mengetahui seluk beluk Bahasa Arab untuk menangkap dan memahami firman Allah
yang diturunkan dengan Bahasa Arab.
Peran
Bahasa tidak hanya berfungsi sebagai penuturan, tetapi bahasajuga mengandung
fungsi emosional yang tertuang pada lafz-lafaz yang dikeluarkan dalam
penuturan. Bilakita temui Al-Qura dengan Bahasa lain, maka hal ini akan
memiliki corak pemikiran tersendiri yang tentu saja tidak dapat kita terima.
Artinya, pemikiran dapat dibaca lewat gaya dan bahasa penuturannya.
Patut mendapat
perhatian bahwa tidak sedikit dari kalangan umat islam yang terlibat dalam
kelembagaan islam, mereka merasa tidak berkepentingan pada peran Bahasa Arab,
termasuk dalam hal mempelajarinya. Mereka cukup mempelajari ayat-ayat yang
berhubungan dengan sholat saja, denga dalih kita bisa memahami Al-Quran dengan
terjemahannya. Mereka beranggapan bahwa dalam menuturkan Islam Bahasa Arab
tidak begitu besar perannya, tetapi yang penting disini adalah pemikiran
Islamnya yang bisa dituturkan melalui Bahasa apapun.
Dalam
hubungannya dengan masalah dakwah dan penyampaian peran islam ke masyarakat
luas, menyampaikan taklif-taklif syar’I, dan pandangan-pandangan islam
penerjemahan dapat kita toleransi dan hal ini dapat kita jadikan sebagai
langkah awal dalam pengenalan islam. Tetapi, untuk selanjutnya diharuskan untuk
merujuk dan mempelajaribahasa Arab, Bahasa asli, demi kesatuan pemikiran dan
rasa kesatuan dalam peenuturan. Bilatidak, tentu saja akan menimbulkan masalah
dan tidak hanya cukup benrhenti pada batas terjemahan saja, meski terjemahan
tetap di butuhkan dalam kaitannya dengan dakwah penyebaran islam.
E.
Tema-tema menarik yang perlu
dikaji dalam Al-Quran
-Adanya sejumlah kisah dalam Al-Qur'an yang terselip makna kesaksian sejarah dan peradaban sejalan dengan sejarah kenabian, seperti contoh adanya konversi agama, dari kafir menjadi iman atau sebaliknya, merupakan realitas dinamis yang ada pada segi-segi kehidupan
-Pentingnya menyusun kembali karya-karya dalam bentuk tematik dalam hubungannya dengan Al-Qur'an. Artinya, menyusun kembali ayat-ayat yang erat kaitannya dengan ilmu-ilmu sosial yang dapat dilakukan dengan menyusun ayat-ayat yang bercorak tafsir tematis
-Adanya sejumlah kisah dalam Al-Qur'an yang terselip makna kesaksian sejarah dan peradaban sejalan dengan sejarah kenabian, seperti contoh adanya konversi agama, dari kafir menjadi iman atau sebaliknya, merupakan realitas dinamis yang ada pada segi-segi kehidupan
-Pentingnya menyusun kembali karya-karya dalam bentuk tematik dalam hubungannya dengan Al-Qur'an. Artinya, menyusun kembali ayat-ayat yang erat kaitannya dengan ilmu-ilmu sosial yang dapat dilakukan dengan menyusun ayat-ayat yang bercorak tafsir tematis
Dalam kisah-kisah Qurani, pertamakali diceritakan adalah kisah
tentang Adam a.s, dalam surah Al-Baqarah. Apa yang diceritakan Al-Quran tentang
Adam a.s. mencerminkan kisah Al-Quran secara keseluruhan,sebab kisah Adam
diceritakan dalam surah-surah yang tergolong Makiyyah, misalnya Al-A’raf,
Al-Kahfi, Al-Isra’, Shad, dan banyak juga ditempat yangberbeda. Tetapi, hal
terakhir yang bercerita tentang Adam a.s. ada didalam surah Al-Baqarah. Surah
Al-BAqarah ini termasuk surah awal yang dijumpai orang ketika membaca mushaf.
Hal ini tidak diragukan lagi bahwa Al-Quran adalah system Ilahiyah. Mana yang
harus didahulukan atau diakhirkan. Yang pentingdisini adalah saat Al-Quran
bercerita tentang kisah Musa, wanita, dan balsanamal saleh, smua itu adalah
sejumlah dasar yang mungkin peru banyak diperhatikan dalam kajian ayat-ayat
yang diturunkan untuk kemudian dalam tema-tema yang sama.
PENCARIAN TERKAIT:
-Bangsa
Arab dan Risalah Islam
-Keistimewaan Bahasa Arab sebagai Bahasa
Al-Qur’an
-Menerjemahkan Makna-makna Al-Qur’an
-Peran Bahasa Arab dalam Masyarakat Islam
-Tema-tema menarik yang perlu
dikaji dalam Al-Quran
Posting Komentar untuk "Penjelasan lengkap mengenai Al-Qur'an"
Berkomentarlah dengan bijak